印尼煤炭标准.docx
STANDAR NASIONAL INDONESIAAMANDEMEN 1 - SNI 13-5014-1998ICS 73.020Klasifikasi Sumberdaya dan Cadangan BatubaraBADAN STANDARDISASI NASIONAL-BSNLATAR BELAKANGBatu bara merupakan bahan galian yang strategis dan salah satu bahan baku energi nasional yang mempunyai peran yang besar dalam pembangunan nasional. Informasi mengenai sumber daya dan cadangan batu bara menjadi hal yang mendasar di dalam merencanakan strategi kebijaksanaan energi nasional.Dewasa ini pemerintah tengah meningkatkan pemanfaatan batu bara sebagai energi alternatif baik untuk keperluan domestik seperti pada sektor industri dan pembangkit tenaga listrik, maupun untuk ekspor. Sejalan dengan itu pemerintah telah melibatkan pihak swasta dalam pengusahaan pengembangan batu bara.Cara penggolongan sumber daya dan cadangan batu bara di Indonesia masih beragam sehingga dirasakan perlu untuk membuat suatu standar yang dapat digunakan sebagai pedoman di dalam pengklasifikasian sumber daya dan cadangan batu bara Indonesia. Dengan demikian, standar ini diharapkan dapat menghindari kerancuan dalam menafsirkan berbagai istilah dan pengertian yang berkenaan dengan sumber daya dan cadangan batu bara Indonesia.Daftar IsihalamanLatar BelakangiDaftar isiii1Ruang Lingkup12Acuan13Definisi24Istilah dan Pengertian24.1 Umum24.1.1Endapan Batu Bara24.1.2Sumber Daya Batu Bara24.1.3Cadangan Batu Bara34.1.4Keyakinan Geologi34.1.5Kajian Kelayakan34.1.6Ketebalan Lapisan Batu Bara34.1.7Batu Bara Energi Rendah44.1.8Batu Bara Energi Tinggi45Tahap Eksplorasi45.1 Survei Tinjau55.2 Prospeksi55.3 Eksplorasi Pendahuluan55.4 Eksplorasi Rinci56Tipe Endapan Batu Bara Dan Kondisi Geologi66.1 Tipe Endapan Batu Bara66.2 Kondisi Geologi66.2.1Kelompok Geologi Sederhana66.2.2Kelompok Geologi Moderat86.2.3Kelompok Geologi Kompleks87Kelas Sumber Daya Dan Cadangan97.1 Sumber Daya Batu Bara Hipotetik97.2 Sumber Daya Batu Bara Tereka97.3 Sumber Daya Batu Bara Tertunjuk97.4 Sumber Daya Batu Bara Terukur97.5 Cadangan Batu Bara Terkira97.6 Cadangan Batu Bara Terbukti108Dasar Klasifikasi108.1 Aspek Geologi108.2 Aspek Ekonomi109Persyaratan129.1 Persyaratan yang Berhubungan dengan Aspek Geologi129.2 Persyaratan yang Berhubungan dengan Aspek Ekonomi1210 Pelaporan1411 Pengujian14Daftar TabelTabel 1. Aspek Tektonik dan Sedimentasi sebagai Parameterdalam Pengelompokan Kondisi Geologi7Tabel 2. Klasifikasi Sumber Daya dan Cadangan Batu Bara11Tabel 3. Jarak Titik Informasi Menurut Kondisi Geologi13Tabel 4. Persyaratan Kuantitatif Ketebalan Lapisan Batu Baradan lapisan Pengotor14Tabel 5. Format Pelaporan Sumber Daya dan CadanganBatu Bara15Klasifikasi Sumber Daya dan Cadangan Batu Bara1. Ruang LingkupStandar ini meliputi acuan, definisi, istilah, dasar dan kriteria klasifikasi, persyaratan, pelaporan, dan pengujian sumber daya dan cadangan batu bara.2. AcuanKlasifikasi Sumber Daya dan Cadangan Batu Bara Indonesia ini mengacu pada acuan sebagai berikut :1.Dewan Standardisasi Nasional, 1997. Klasifikasi Sumber Daya Mineral danCadangan (Rancangan Standar Nasional Indonesia No.), 9 hal.2.Friedrich-Karl Bandelow,1996. Workshop on Reassessmentn of Coal and MineralDeposits underMarketEconomyConditions,The3- Dimensional Reserve/Resource Classification System - a Practical ApplicationonTwoCoalDeposits, Montan-Consulting GMBH, Unpublished,14 pp.3.Hughes, J.D., Klatzel-Mudry, L. and Nikols, D.J.,1989. A Standardized CoalResource/ Reserve Reporting System for Canada, Geol. Survey ofCanada, Paper 88-21, Energy, Mines and Resources Canada,17 pp4.Joint Committee of the Australasian Institute of Mining and Metallurgy, Australian Institute of Geoscientists and MineralsCouncil of Australia,1996.AustralasianCode forReportingofIdentifiedMineralResources and Ore Resources, Minerals Council of Australia, 19 pp.5.Koesoemadinata, R.P., Hardjono, Ismail Usna and Harli Sumadirdja, 1978. Tertiary Coal Basins of Indonesia, UN ESCAP, CCOP Tech.Bull., v.12, p.43-86.6.Wood, G.H., Kehn, T.M., Carter,M.D. and Culbertson, W.C.,1983., CoalResource Classification System of the U.S. Geological Survey, Geological Survey Circular 891, 65 pp7.United Nations Economic and Social Council, Economic Commission for Europe, Committee on Sustainable Energy, 1996. United Nations International Framework Classification for Reserves/Resources - Solid Fuels and Mineral Commodities, 174 pp.3. DefinisiKlasifikasisumberdayadancadanganbatubaraadalahupaya pengelompokan sumber daya dan cadangan batu bara berdasarkan keyakinan geologi dan kelayakan ekonomi.4. Istilah dan pengertian4.1 Umum4.1.1 Endapan Batu Bara (Coal Deposit)Endapan batu bara adalah endapan yang mengandung hasil akumulasi material organik yang berasal dari sisa-sisa tumbuhan yang telah melalui proses litifikasi untuk membetuk lapisan batu bara. Material tersebut telah mengalami kompaksi, ubahan kimia dan proses metamorfosis oleh peningkatan panas dan tekanan selama periode geologis.Bahan-bahanorganikyangterkandung dalam lapisan batu bara mempunyai berat lebih dari 50% atau volume bahan organik tersebut, termasuk kandungan lengas bawaan (inherent moisture), lebih dari 70%.4.1.2 Sumber Daya Batu Bara (Coal Resources)Sumber daya batu bara adalah bagian dari endapan batu bara yang diharapkan dapat dimanfaatkan. Sumber daya batu bara ini dibagi dalam kelas- kelassumber daya berdasarkan tingkat keyakinan geologi yang ditentukan secara kualitatif oleh kondisi geologi/tingkat kompleksitas dan secara kuantitatif oleh jarak titik informasi. Sumberdaya ini dapat meningkat menjadi cadangan apabila setelah dilakukan kajian kelayakan dinyatakan layak.4.1.3 Cadangan Batu Bara (Coal Reserves)Cadangan batu bara adalah bagian dari sumber daya batu bara yang telah diketahui dimensi, sebaran kuantitas, dan kualitasnya, yang pada saat pengkajian kelayakan di nyatakan layak untuk ditambang.4.1.4 Keyakinan Geologi (Geological Assurance)Keyakinan Geologi adalah tingkat kepercayaan tentang keberadaan batu bara yang ditentukan oleh tingkat kerapatan titik informasi geologi yang meliputi ketebalan, kemiringan lapisan, bentuk, korelasi lapisan batu bara, sebaran, struktur, ketebalan tanah penutup, kuantitas dan kualitasnya sesuai dengan tingkat penyelidikan.4.1.5 Kajian Kelayakan (Feasibility Study)Kajian kelayakan adalah suatu kajian rinci terhadap semua aspek yang bersifatteknisdan ekonomis dari suatu rencana proyek penambangan. Hasil dari kajian ini dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan keputusan investasi dan sebagai dokumen yang mempunyai nilai komersial (bankable document) untuk pendanaan proyek. Kajian ini meliputi seluruh aspek ekonomi, penambangan,pengolahan,pemasaran,kebijakanpemerintah,peraturan/ perundang-undangan, lingkungan dan sosial. Proyeksi anggaran biaya harus akurat dan berdasar serta tidak diperlukan lagi penyelidikan lanjutan untuk membuat keputusan investasi.Informasipadakajian ini meliputi angka cadangan yang didasarkan pada hasil eksplorasi rinci, pengujian model teknis, dan perhitungan biaya operasional.4.1.6 Ketebalan Lapisan Batu bara (Seam Thickness)Ketebalan lapisan batu bara adalah jarak terpendek antara atap dan lantai lapisan batu bara yang diukur pada singkapan batu bara(surface outcrop), lubang bor (borehole), dan pengamatan pada tambang dalam aktif (working undergrond mining).Lapisan batu bara seringkali,meskipun tidak selalu,terdiri atas sub-lapisan atau lapisan majemuk yang dihasilkan oleh terbelahnya lapisan ataupenggabungan lapisan. Sub -lapisan ini mempunyai karakteristik masing-masing yangkadang-kadangdipisahkan oleh lapisan pengotor (rock/dirt partings) dengan ketebalan yang bervariasi.4.1.7 Batu bara Energi Rendah (Brown Coal)Batu bara energi rendah adalah jenis batu bara yang paling rendah peringkatnya, bersifat lunak, mudah di remas, mengandung kadar air yang tinggi(10-70%), terdiri atas batu bara energi rendah lunak (soft brown coal) dan batubara lignitik atau batu bara energi tinggi (lignitic atau hard brown coal) yang memperlihatkan struktur kayu. Nilai kalorinya = 7000 kalori/gram (dry ash free - ASTM).4.1.8 Batu bara Energi Tinggi (Hard coal)Batu bara energi tinggi adalah semua jenis batu bara yang peringkatnya lebih tinggi dari brown coal, bersifat lebih keras, tidak mudah diremas, kompak, mengandung kadar air yang relatif rendah, umumnya struktur kayu tidak tampak lagi, dan relatif tahan terhadap kerusakan fisik pada saat penanganan (coal handling ). Nilai kalorinya > 7000 kalori/gram (dry ash free-ASTM)5Tahap EksplorasiTahap eksplorasi batu bara umumnya dilaksanakan melalui empat tahap, yakni survei tinjau, prospeksi, eksplorasi pendahuluan, dan eksplorasi rinci. Tujuan penyelidikan geologi ini adalah untuk mengindentifikasi keterdapatan, keberadaan, ukuran, bentuk, sebaran, kuantitas, serta kualitas suatu endapan batu bara sebagai dasar analisis/kajian kemungkinan dilakukannya investasi. Tahap penyelidikan tersebut menentukan tingkat keyakinan geologi dan kelas sumber daya batu bara yang dihasilkan.Penghitungan sumber daya batu bara dilakukan dengan berbagai metodadiantaranya poligon, penampangan, isopach, inverse distance, geostatisik, dan lain-lain.5.1 Survei Tinjau (Reconnaissance)Survei tinjau merupakan tahap eksplorasi batu bara yang paling awal dengantujuanmengindentifikasidaerahdaerahyangsecarageologis mengandung endapan batu bara yang berpotensi untuk diselidiki lebih lanjut serta mengumpulkan informasi tentang kondisi geografi, tata guna lahan, dan kesampaian daerah. Kegiatannya, antara lain, studi geologi regional, penafsiran penginderaan jauh, metode tidak langsung lainnya, serta inspeksi lapangan pendahuluan yang menggunakan peta dasar dengan skala sekurang-kurangnya1:100.0005.2 Prospeksi (Prospecting)Tahapeksplorasiini dimaksudkan untukmembatasi daerah sebaran endapan batu bara yang akan menjadi sasaran eksplorasi selanjutnya. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini, di antaranya, pemetaan geologi dengan skala minimal1:50.000,pengukuranpenampangstratigrafi,pembuatanparitan, pembuatan sumuran, pemboran uji (scout drilling), pencontohan, dan analisis. Metodeeksplorasitidaklangsung,sepertipenyelidikangeofisika,dapat dilaksanakan apabila dianggap perlu.5.3 Eksplorasi Pendahuluan ( Preliminary Exploration)Tahap eksplorasi ini dimaksudkan untuk mengetahui gambaran awal bentuk tiga-dimensi endapan batu bara yang meliputi ketebalan lapisan, bentuk, korelasi, sebaran, struktur, kuantitas dan kualitas. Kegiatan yang dilakukan antara lain, pemetaan geologi dengan skala minimal 1:10.000, pemetaan topografi, pemboran dengan jarak yang sesuaidengan kondisi geologinya, penampangan(logging)geofisika,pembuatansumuran/paritanuji,dan pencontohan yang andal. Pengkajian awal geoteknik dan geohidrologi dimulai dapat dilakukan.5.4 Eksplorasi Rincian (Detailed exploration)Tahapeksplorasiinidimaksudkanuntukmengetahuikuantitasdan kualitas serta model tiga-dimensi endapan batu bara secara lebih rinci.Kegiatan yang harus dilakukan adalah pemetaan geologi dan topografi dengan skala minimal 1:2.000, pemboran dan pencontohan yang dilakukan dengan jarak yang sesuai dengan kondisi geologinya, penampangan (logging) geofisika, serta pengkajiangeohidrologidangeoteknik.Padatahapiniperludilakukan penyelidikan pendahuluan pada batu bara, batuan, air dan lainnya yang dipandang perlu sebagai bahan pengkajian lingkungan yang berkaitan dengan rencana kegiatan penambangan yang diajukan.6Tipe Endapan Batu Bara Dan Kondisi Geologi6.1 Tipe Endapan Batu BaraSecara umum endapan batu bara utama di indonesia terdapat dalam tipe endapan batu bara ombilin, Sumatera Selatan, Kalimantan Timur dan Bengkulu. Tipeendapanbatubaratersebutmasing-masingmemiliki karakteristik tersendiri yang mencerminkan sejarah sedimentasinya. Selain itu, proses pasca pengendapan seperti tektonik, metamorfosis, vulkanik dan proses sedimentasilainnyaturutmempengaruhikondisigeologiatautingkat kompleksitas pada saat pembentukan batu bara.6.2 Kondisi Geologi/ KompleksitasBerdasarkan proses sedimentasi dan pengaruh tektonik, karakteristik geologi tersebut dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok utama : Kelompok geologi sederhana, kelompok geologi moderat, dan kelompok geologi kompleks. Uraian tentang batasan umum untuk masing-masing kelompok tersebutbesertatipelokalitasnyaadalahsebagaiberikut,sedangkan ringkasannya diperhatikan pada Tabel 1.6.2.1 Kelompok Geologi SederhanaEndapan batu bara dalam kelompok ini umumnya tidak dipengaruhi oleh aktivitas tektonik, seperti sesar, lipatan, dan intrusi. Lapisan batu bara pada umumnya landai, menerus secara lateral sampai ribuan meter, dan hampir tidak mempunyai percabangan. Ketebalan lapisan batu bara secara lateral dan kualitasnya tidak memperlihatkan variasi yang berarti. Contoh jenis kelompok iniTABEL 1ASPEK TEKTONIK DAN SEDIMENTASII SEBAGAI PARAMETER DALAM PENGELOMPOKKAN KONDISI GEOLOGIKondisi GeologiParameterSederhanaModeratKomplekI. Aspek Sedimentasi1.Variasi Ketebalan2.Kesinambungan3. Percabangansedikit bervariasi(Senakin, Kalsel; Tanjung Enim, Sumsel)ribuan meter(Bangko Selatan, Sumsel; Satui, Senakin, Kalsel)ham